Kedua orang ini adalah mahasiswa baru dan baru saja berkenalan disebuah jalan umum di semarang jawa tengah. Joko seorang jawa tulen dan sembiring berasal dari medan yang baru saja datang ke jawa untuk bersekolah di salah satu universitas di Semarang. Cerita lucu ini mengisahkan kesalahpahaman antara si Joko dan Sembiring dalam menangani orang sakit.
Suatu hari Sembiring dan Joko berjalan bareng menuju ke kampus, dalam perjalannnya mereka bertemu dengan anjing yang sedang sakit sekarat. Lalu si Joko dengan gaya lucunya menghampiri dan memegang kepala anjing itu serta membelai bulunya sambil berkata dengan anjing tersebut "Asu-asu nek koe meh mati yo matio, nek pengen urip yo uripo ojo nanggung-nanggung" artinya "anjing-anjing kalau kamu mau mati segera mati kalau mau hidup segera hiduplah, jangan setengah-setengah". Mendengar joko berkata demikian maka si sembiring berfikir ini adalah mantra / doanya orang jawa, lalu dihafalkanlah perkataan tadi oleh si sembiring.
Setelah keesokan harinya sembiring bertemu dengan anjing yang sakit itu dengan keadaan sehat bugar sudah berlari kesana-kemari. Dan langsung Sembiring berfikir bahwa ini akibat dari mantra yang digunakan si joko kemaren (Karena sembiring tidak tau bahwa yang digunakan joko adalah bahawa jawa). dan sejak itu sembiring berubah menjadi sangat PD karena mengetahui jurus mujarapnya orang Jawa.
Lihat juga : Foto Bicara Hewan Lucu
Keesokan harinya lagi, Sembiring menghampiri Joko karena kemaren tidak masuk kuliah. Sembiring bertujuan untuk mengajak berangkat bareng ke kampus. Namun yang terjadi ternyata si Joko sakit panas tergeltak di tempat tidur. Maka Sembiring panik dan tidak tau harus berbuat apa. Namun tidak lama kemudian Sembiring pun ingat tentang jurus mantra sakti si Joko, maka dihampirilah Joko kemudian dipegang kepalanya dan dielus-elus rambut si Joko sambil berkata "Asu-asu nek koe meh mati yo matio, nek pengen urip yo uripo ojo nanggung-nanggung"
Dengan tertawa terbahak-bahak si joko langsung bangun dan sembuh saat itu juga. Maka Sembiring semakin nyakin dan mantab bahwa mantra tersebut sangat mujarap untuk menyembuhkan orang sakit.
Suatu hari Sembiring dan Joko berjalan bareng menuju ke kampus, dalam perjalannnya mereka bertemu dengan anjing yang sedang sakit sekarat. Lalu si Joko dengan gaya lucunya menghampiri dan memegang kepala anjing itu serta membelai bulunya sambil berkata dengan anjing tersebut "Asu-asu nek koe meh mati yo matio, nek pengen urip yo uripo ojo nanggung-nanggung" artinya "anjing-anjing kalau kamu mau mati segera mati kalau mau hidup segera hiduplah, jangan setengah-setengah". Mendengar joko berkata demikian maka si sembiring berfikir ini adalah mantra / doanya orang jawa, lalu dihafalkanlah perkataan tadi oleh si sembiring.Setelah keesokan harinya sembiring bertemu dengan anjing yang sakit itu dengan keadaan sehat bugar sudah berlari kesana-kemari. Dan langsung Sembiring berfikir bahwa ini akibat dari mantra yang digunakan si joko kemaren (Karena sembiring tidak tau bahwa yang digunakan joko adalah bahawa jawa). dan sejak itu sembiring berubah menjadi sangat PD karena mengetahui jurus mujarapnya orang Jawa.
Lihat juga : Foto Bicara Hewan Lucu
Keesokan harinya lagi, Sembiring menghampiri Joko karena kemaren tidak masuk kuliah. Sembiring bertujuan untuk mengajak berangkat bareng ke kampus. Namun yang terjadi ternyata si Joko sakit panas tergeltak di tempat tidur. Maka Sembiring panik dan tidak tau harus berbuat apa. Namun tidak lama kemudian Sembiring pun ingat tentang jurus mantra sakti si Joko, maka dihampirilah Joko kemudian dipegang kepalanya dan dielus-elus rambut si Joko sambil berkata "Asu-asu nek koe meh mati yo matio, nek pengen urip yo uripo ojo nanggung-nanggung"
Dengan tertawa terbahak-bahak si joko langsung bangun dan sembuh saat itu juga. Maka Sembiring semakin nyakin dan mantab bahwa mantra tersebut sangat mujarap untuk menyembuhkan orang sakit.
